Persaudaraan Setia Hati Terate Membentuk Manusia Berbudi Luhur
Salah satu Tujuan Persaudaraan Setia Hati Terate adalah membentuk manusia berbudi luhur tahu benar dan salah, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam jalinan persaudaraan kekal abadi melalui pelajaran pencak silat.
Persaudaraan yang diyakini dan dianut oleh SH Terate adalah persaudaraan yang tulus dengan di dasari rasa saling sayang menyayangi, hormat menghormati dan bertanggung jawab. Persaudaraan yang tidak memandang siapa aku dan siapa kamu, tidak dilandasi hegemoni keduniawian, seperti drajat, pangkat dan martabat, juga bukan persaudaraan yang dibatasi suku, ras, agama dan antar golongan.
Tapi persaudaraan yang dianut SH Terate adalah sebuah jalinan persaudaraan yang seutuhnya. SH Terate meyakini, bahwa manusia yang ada di muka bumi ini pada dasarnya sama. Titah sakwantah. Makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Di mata Allah SWT yang dinilai hanya kadar ketakwaannya.
Menyadari hakikat persaudaraan sedemikian itu, maka tugas dan kewajiban Warga PSHT yang utama adalah menjaga persaudaraan yang telah diyakini demi terwujudnya kedamaian dan kelestarian dunia (Memayu hayuning bawono).
Persaudaraan akan tetap utuh kalau kita ini tidak merasa, aku sing paling kuat, aku sing paling pinter, aku sing paling ngerti (Adigang, Adigung, Adiguno). Warga SH Terate dididik penuh kesadaran. Status yang kita sandang saat ini hanya titipan sementara. Dan, itu tidak berpengaruh di dalam paseduluran (Persaudaraan).
Sekilas Perjalanan SH Terate.
SH Terate dirintis dan didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo di Desa Pilangbango, Madiun pada tahun 1922. beliau tercatat sebagai salah satu pejuang perintis kemerdekaan. Artinya, jiwa patriotic mengalir dalam diri beliau. Sederhana, suka menegakkan kebenaran dan suka membela kaum lemah dan tertindas. Pada era perintisan ini, keberadaan SH Terate masih bersifat perguruan (Paguron).
Pada tahun 1948 eksistensi SH Terate disempurnakan dari konsep perguruan ke Konsep Organisasi. Salah satu tokohnya adalah Soetomo Mangkoedjoyo. Beliau pula yang pertama kali ditunjuk sebagai Ketua SH Terate.
Dalam perkembangannya, muncul seorang tokoh bernama Irsyad. Pada era ini, pelajaran Pencak Silat di Tubuh SH Terate semakin diintensifkan. Beliu ini pula tokoh yang pertama kali menciptakan senam SH Terate. Kemudian, ada penyempurnaan jurus. Fokus penyempurnaan di Era Mas Irsyad ini adalah efektivitas dan akurasi serangan dan tangkisan. Bukan Perubahan jurus.
Perlu diketahui bahwa Jurus yang dimiliki SH Terate adalah jurus milik perguruan lain yang digali dari hampir seluruh Nusantara dan kemudian dikembangkan dan disempurnakan di era Mas Irsyad.
Hasil didikan Mas Irsyad, lahirlah salah satu tokoh SH Terate bernama RM. Imam Koesoepangat. Beliau adalah siswa kinasih pertama kalo dari Mas Irsyad. Lewat perjuangan dan tangan dingin RM. Imam Koesoepangat ini SH Terate mulai berkembang, tak hanya di wilayah Madiun tapi mulai melebar ke luar Madiun. Di Era kepemimpinan RM Imam Koesoepangat ini SH Terate berkembang hingga memiliki 46 cabang.
Puncak perkembangan organisasi terjadi setelah era kepemimpinan SH Terate dipegang H. Tarmadji Boedi Harsono, SE, salah satu siswa langsung dari RM Imam Koesoepangat. Pada era kepemimpinan H. Tarmadji Boedi Harsono, SE, SH Terate berkembang pesat tidak hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri.
Dengan perkembangan SH Terate yang cukup pesat sampai sekarang SH Terate tetap solid. Warga SH Terate menjadi satu dan menyatu dengan adanya persaudaraan. SH Terate lahir dari seorang pejuang, patriotik kemerdekaan. Misi SH Terate itu hanya satu “PERSAUDARAAN”. Sejak kelahirannya tujuan SH Terate juga satu, yakni mendidik manusia berbudi luhur yang memiliki jiwa patriotik, sederhana, berani menegakkan kebenaran dan membela kaum yang lemah dan tertindas.
Untuk mengikat tali persaudaraan, dikenalkan pada budaya pencak silat. Disamping melestarikan budaya bangsa, tujuan pencak silat adalah mengenal diri sendiri. Sebab, dengan mengenal diri sendiri sebaik-baiknya, kita tidak akan sulit mengenal orang lain.
Dengan belajar pencak silat, sesungguhnya warga SH Terate dibimbing untuk menjadi manusia yang mampu membela diri, membela orang lain, membela masyarakat dan menjaga kelestarian kehidupan dunia (Memayu Hayuning Bawono).
Dalam pesan SH Terate, warga SH Terate tidak boleh sombong. Dihadapan kita, manusia pada hakikatnya sama. Orang lain punya kekurangan, kita juga punya kekurangan. Orang lain punya kelebihan, kita punya kelebihan. Yang tidak sama dalah perjalanan hidupnya/Suratan nasibnya. Sebagaimana amanat yang tertuang dalam Primbul SH Terate:
“Bahwa sesungguhnya hakekat hidup ini berkembang menurut kodrat iramanya masing-masing, menuju kesempurnaan. Demikianpun kehidupan manusia sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa, hendak menuju keabadian kembali kepada Causa Prima, titik tolak segala sesuatu yang ada melalui tingkat ke tingkat,………”
Dalam Primbul SH Terate juga mengisyaratkan, “…..namun tidak semua insan menyadari bahwa yang dikejar-kejar itu telah tersimpan menyelinap dilubuk hati sanubarinya.”
Warga SH Terate yang benar-benar memahami ajaran SH Terate maka tak akan terjerumus ke dalam sifat iri dan dengki. Dan yang ada dalam jiwa adalah sifat saling sayang menyayangi, hormat menghormati dan saling bertanggung jawab.
SH Terate tidak akan dibawa kemana-mana tapi SH Terate ada dimana-mana.
Tidak ada komentar: